LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT
Larutan elektrolit adalah
larutan yang dapat menghantarkan arus listrik,
sedangkan larutan Non-Elektrolit adalah larutan yang tidak dapat
menghantarkan arus listrik. Hantaran listrik dapat ditunjukkan oleh alat
uji elektrolit.
PENGERTIAN LARUTAN
Kita sering mendengar kata larutan. Ada larutan
gula, larutan garam, larutan teh. Tapi
bagaimana dengan air kopi? Apakah kita menganggapnya sebagai sebuah larutan?
Suatu campuran terdiri dari dua komponen utama, yaitu zat terlarut dan zat pelarut. Jika dari contoh di atas zat terlarutnya adalah, gula, garam, teh, dan kopi; sedangkan zat pelarutnya adalah air.
Suatu campuran terdiri dari dua komponen utama, yaitu zat terlarut dan zat pelarut. Jika dari contoh di atas zat terlarutnya adalah, gula, garam, teh, dan kopi; sedangkan zat pelarutnya adalah air.
Suatu zat dikatakan larutan jika campuran antara
zat terlarut dan pelarutnya bersifat homogen. Artinya tidak terdapat batas antar komponennya, sehingga tidak dapat
dibedakan lagi antara zat pelarut (air) dan terlarutnya. Beda halnya dengan air
kopi, masih terdapat perbedaan antara keduanya, walaupun secara kasat mata, airnya sudah berubah warna
menjadi hitam. Hal ini juga berlaku untuk campuran antara pasir dan air. Anda
bisa menambahkan sendiri contoh-contonya. Untuk air kopi kita menyebutnya
sebagai larutan heterogen/campuran .
B. PENGERTIAN LARUTAN ELEKTROLIT
Mari kita
kembali ke pokok bahasan ini. Pastinya kita pernah melihat orang melakukan
penangkapan ikan dengan alat setrom listrik
yang sumber arusnya berasal dari aki; atau kalian pernah mendengar penyataan
jika kita menyentuh stop kontak dalam kondisi tangan basah, kemungkinan besar
akan kesetrom. Apa yang menjadi faktor
penyebab dari semua perilaku ini? Mengapa ikan bisa mati jika alat setrom
dicelupkan kedalam air? Bukankah penghantar listrik
erat kaitannya dengan suatu bahan logam? Pertanyaan-pertanyaan ini akan kita
bahas di sini.
Suatu
larutan dapat dikatakan sebagai larutan elektrolit
jika zat tersebut mampu menghantarkan listrik. Mengapa zat elektrolit dapat
menghantarkan listrik? Ini erat kaitannya dengan ion-ion yang dihasilkan oleh larutan elektrolit (baik positif maupun
negative). Suatu zat dapat menghantarkan listrik karena zat tersebut memiliki
ion-ion yang bergerak bebas di dalam larutan tersebut. ion-ion inilah yang
nantinya akan menjadi penghantar. Semakin banyak ion yang dihasilkan semakin
baik pula larutan tersebut menghantarkan
listrik.
Sumber
gambar: kimia.upi.edu
C. BERBAGAI JENIS LARUTAN ELEKTROLIT
Larutan apa
saja yang dapat menghantarkan listrik? Terdapat berbagai jenis larutan yang
bisa menghantarkan listrik. Pembagian zat tersebut adalah sebagai berikut.
1.
Berdasarkan jenis larutan
a.
Larutan asam (zat yang melepas ion H+ jika dilarutkan dalam air),
contohnya adalah:
- Asam klorida/asam lambung : HCl
- Asam florida : HF
- Asam sulfat/air aki : H2SO4
- Asam asetat/cuka : CH3COOH
- Asam sianida : HCN
- Asam nitrat : HNO3
- Asam posfat : H3PO4
- Asam askorbat/Vit C
b.
Larutan basa (zat yang melepas ion OH- jika dilarutkan dalam air), contohnya
adalah:
- Natrium hidroksida/soda kaustik : NaOH
- Calcium hidroksida : Ca(OH)2
- Litium hidroksida : LiOH
- Kalium hidroksida : KOH
- Barium hidroksida : Ba(OH)2
- Magnesium hidroksida : Mg(OH)2
- Aluminium hidroksida : Al(OH)3
- Besi (II) hidroksida : Fe(OH)2
- Besi (III) hidroksida : Fe(OH)3
- Amonium hirdoksida : NH4OH
c.
Larutan garam (zat yang terbentuk dari reaksi
antara asam dan basa), contohnya adalah:
- Natrium klorida/garam dapur : NaCl
- Ammonium clorida : NH4Cl
- Ammonium sulfat : (NH4)2SO4
- Calcium diklorida : CaCl2
2.
Berdasarkan jenis ikatan:
- Senyawa ion (senyawa yang terbentuk melalui ikatan ion), contohnya adalah: NaCl, CaCl2, AlCl3, MgF2, LiF (sebagian besar berasal dari garam)
- Senyawa kovalen polar (senyawa melalui ikatan kovalen yang bersifat polar/memiliki perbedaan keelektronegatifan yang besar antar atom), contohnya adalah: HCl, NaOH, H2SO4, H3PO4, HNO3, Ba(OH)2 (berasal dari asam dan basa)
D. KEKUATAN LARUTAN ELEKTROLIT
Kekauatan
larutan elektrolit erat kaitannya dengan derajat ionisasi/disosiasi . Derajat
ionisasi/disosiasi adalah perbandingan antara jumlah ion yang dihasilkan dengan
jumlah zat mula-mula. Dapat dirumuskan sebagai berikut:
Derajat
ionisasi memiliki rentang antara 0 sampai 1.
Jika derajat
ionsisasi suatu larutan mendekati 1 atau sama dengan 1, ini mengindikasikan
bahwa zat tersebut tergolong larutan elektrolit kuat. Artinya adalah sebagian
besar/semua zat tersebut terionisasi membentuk ion positif dan ion negative.
Hanya sebagian kecil/tidak ada zat tersebut dalam bentuk molekul netral.
Jika derajat
ionsisasi suatu larutan mendekati 0, ini mengindikasikan zat tersebut tergolong
larutan elektrolit lemah. Artinya adalah hanya sebagian kecil zat tersebut yang
terionsisasi menghasilkan ion positif dan ion negative. Sisanya masih berupa
molekul netral.
Jika derajat
ionisasi suatu larutan sama dengan 0, ini mengindikasikan zat tersebut
tergolong larutan non elektrolit. Artinya adalah zat tersebut tidak mengalami
ionisasi/tidak menghasilkan ion positif dan ion negative, semuanya dalam bentuk
molekul netral. Perhatikan gambar di bawah ini.
Gambar A : Pada larutan ini derajat
ionisasinya = 1; artinya semua larutan membentuk ion-ion (positif dan
negative), tidak ada dalam bentuk molekul netralnya. Gelembung yang dihasilkan
banyak dan dapat menyalakan nyala lampu.
Gambar B : Pada larutan ini derajat
ionisasinya mendekati 1; artinya sebagian besar larutan terionisasi
membentuk ion positif dan ion negative, hanya sebagian kecil dalam bentuk
molekul netralnya. Walaupun masih terdapat molekul netral, gas yang terbentuk
banyak (tapi tidak sebanyak gambar A) dan dapat
menyalakan lampu.
Gambar C : Pada larutan ini derajat
ionisasinya mendekati 0; artinya hanya sebagian kecil yang terionsisasi
membentuk ion positif dan ion negative. Sebagian besar terdapat dalam bentuk
molekul netral. Gelembung yang dihasilkan sedikit, dan lampu tidak menyala.
Gambar D : Pada larutan ini derajat
ionisasinya = 0; artinya tidak ada zat yang terionisasi membentuk ion
positif dan ion negative, semua zat masih dalam bentuk molekul netralnya. Tidak
menghasilkan gelembung dan lampu tidak menyala.
E. PEMBAGIAN LARUTAN ELEKTROLIT
Terdapat dua
jenis larutan elektrolit, yaitu sebagai berikut:
1.
Elektrolit kuat, karakteristiknya adalah sebagai berikut:
- Menghasilkan banyak ion
- Molekul netral dalam larutan hanya sedikit/tidak ada sama sekali
- Terionisasi sempurna, atau sebagian besar terionisasi sempurna
- Jika dilakukan uji daya hantar listrik: gelembung gas yang dihasilkan banyak, lampu menyala
- Penghantar listrik yang baik
- Derajat ionisasi = 1, atau mendekati 1
- Contohnya adalah: asam kuat (HCl, H2SO4, H3PO4, HNO3, HClO4); basa kuat (NaOH, Ca(OH)2, Ba(OH)2, LiOH), garam NaCl
2.
Elektrolit lemah, karakteristiknya adalah sebagai berikut:
- Menghasilkan sedikit ion
- Molekul netral dalam larutan banyak
- Terionisasi hanya sebagian kecil
- Jika dilakukan uji daya hantar listrik: gelembung gas yang dihasilkan sedikit, lampu tidak menyala
- Penghantar listrik yang buruk
- Derajat ionisasi mendekati 0
- Contohnya adalah: asam lemah (cuka, asam askorbat, asam semut), basa lemah [Al(OH)3, NH4OH, Mg(OH)2, Be(OH)2]; garam NH4CN
larutan non
elektrolit memiliki karakteristik sebagai berikut:
- Tidak menghasilkan ion
- Semua dalam bentuk molekul netral dalam larutannya
- Tidak terionisasi
- Jika dilakukan uji daya hantar listrik: tidak menghasilkan gelembung, dan lampu tidak menyala
- Derajat ionisasi = 0
- Contohnya adalah larutan gula, larutan alcohol, bensin, larutan urea.
Post a Comment