Dinamit
Dinamit adalah peledak berdasarkan potensi ledakan dari nitrogliserin menggunakan diatomaceous bumi (Kieselguhr) sebagai penyerap. Awalnya ditemukan oleh kimiawan dan teknisi Swedia Alfred Bernhard Nobel pada 1866 dan dipatenkan pada 1867. Dia biasanya dijual dalam bentuk silinder dengan panjang kira2 8 inci dan berdiameter 1 inci, tetapi ukuran lain juga tersedia. Dinamit dianggap sebagai "peledak tinggi", yang berarti jauh lebih kuat dari bubuk mesiu.
Bahan peledak adalah material yang tidak stabil secara kimia atau energikal, atau dapat menghasilkan pengembangan mendadak dari bahan tersebut diikuti dengan penghasilan panas dan perubahan besar pada tekanan (dan biasanya juga kilat atau suara besar) yang biasa disebut ledakan.
Alfred Nobel | |
---|---|
Lahir | 21 Oktober 1833 Stockholm, Swedia |
Meninggal | 10 Desember 1896 (umur 63) Sanremo, Italia |
Tempat peristirahatan | Norra begravningsplatsen,Stockholm 59°21′24,52″LU18°1′9,43″BT |
Pekerjaan | Kimiawan, insinyur, inovator, pembuat dan penemu senjata api |
Dikenal karena | Menemukan dinamit, Hadiah Nobel |
Tanda tangan |
Bubuk mesiu
Bubuk mesiu atau bubuk hitam adalah bahan peledak yang terbuat dari campuran belerang, arang, dan kalium nitrat, yang membakar sangat cepat dan bahan pendorong pada senjata api dan kembang api.
Bubuk mesiu diklasifikasikan sebagai bahan peledak lemah karena daya ledaknya yang rendah.[1] Ledakan yang dihasilkannya membuat gelombang subsonik, bukan gelombang supersonik seperti yang dihasilkan oleh bahan peledak kuat. Pergerakan gasyang dihasilkan oleh ledakan bubuk mesiu menghasilkan tekanan yang cukup untuk menembakan anak Peru, tapi tidak akan menghancurkan laras.
Bubuk mesiu ditemukan oleh ahli alkimia Cina pada abad ke-9 ketika sedang mencoba membuat ramuan kehidupan abadi.[2] Penemuan bubuk mesiu diperkirakan adalah hasil dari percobaan-percobaan kimia selama berabad-abad.[3] Kalium nitrat sudah ditemukan oleh kebudayaan Cina pada pertengahan abad ke-1, dan banyak bukti bahwa penggunaannya dengan belerang banyak dipakai sebagai obat.[4] Sebuah tulisan tentang kimia dari Cina dari tahun 492 menuliskan bahwa kalium nitrat menghasilkan api ungu ketika dibakar, membuatnya dapat dikenali dan dipelajari lebih lanjut.[3]
Militer Cina mendengar tentang bahan peledak ini sehingga banyak di buatkan senjata (rocket dan meriam) dan senjata ledak (Granat dan Bomb) untuk melawan Kekaisaran Mongol ketika Kekaisaran Mongol berusaha untuk menghancurkan dan merbut benteng kota di perbatasan Cina Utara. Setelah Kekaisaran Mongol menguasai Cina dan mendirikan Dinasti Yuan, mereka menggunakan teknologi bubuk mesiu Cinasaat mencoba meng invasi Jepang. Selain itu merka menggunakannya sebagai bahan bakar roket
Post a Comment