Kumpulan Rumus Kimia SMA Kelas X (Bab 1 sampai Bab 4)

BAB 1
MATERI

MENENTUKAN KADAR ZAT DALAM CAMPURAN

1.  PROSENTASE MASSA


       



2.  PROSENTASE VOLUME 
        


3.  BAGIAN PER SEJUTA / bpj ( Part Per Million / ppm ) MASSA

         


4.  BAGIAN PER SEJUTA / bpj ( Part Per Million / ppm ) VOLUME



         

 PERUBAHAN MATERI

1.  PERUBAHAN FISIKA
►  Tidak terjadi perubahan permanen pada susunan zat dan jenis zat, yang berubah hanysifat fisiknya saja.

2.  PERUBAHAN KIMIA
►  Terjadi perubahan sifat : ada endapan, suhu berubah, ada gelembung gas, warna berubah.
►  Terjadi perubahan susunan zat.
►  Terbentuk zat baru dengan sifat yang sama sekali berbeda dengan sifa zat asalnya (perubahan sifat permanen).



BAB 2
ATOM dan STRUKTUR ATOM

JENIS ATOM
  Atom Netral = Atom yang tidak bermuatan listrik

         

  Kation = Atom bermuatan positif

         

  Anion = Atom bermuatan negatif

         




BILANGAN KUANTUM

Bilangan yang menentukan letak keberadaan elektron suatu atom.
a.  Bilangan kuantum utama ( n )
menyatakan nomor kulit tempat terdapatnya elektron, jenisnya : K ( n = 1 ), L ( n = 2 ), M ( n = 3 ), N ( n = 4 ), dst.

b.  Bilangan kuantum azimuth ( â„“ )
menyatakan sub kulit tempat terdapatnya elektron, jenisnya :
s = sharp
nilai â„“ = 0
d = diffuse
nilai â„“ =2
p =principal
nilai â„“ = 1
f = fundamental
nilai â„“ =3

Untuk n = 1
Untuk n = 2
ÃŽ ÃŽ
â„“ =0
â„“ =0
( sharp)( sharp)

Untuk n = 3

ÃŽ
â„“ =1
â„“ =0
( principal )
( sharp )


â„“ =1
( principal )

Untuk n = 4

ÃŽ
â„“ =2
â„“ =0
( diffuse )
( sharp )


â„“ =1
( principal )


â„“ =2
( diffuse )


â„“ =3
(fundamental)

c.  Bilangan kuantum magnetik ( m )

menyatakan orbital tempat terdapatnya elektron, jenisnya :

       
     
                                  


d.  Bilangan kuantum spin ( s )
menyatakan arah elektron dalam orbital.
Jenisnya : + ½ dan ½ untuk setiap orbital ( setiap harga m
     

 MENENTUKAN LETAK ELEKTRON

Untuk  menentukan  letak  elektron  maka  perlu  mengikuti  aturan-aturan  tertentu  yang  sudah ditetapkan.

Aturan Aufbau : Elektron-elektron mengisi orbital dari tingkat energi terendah baru tingkat energi yang lebih tinggi

Aturan Hund : Elektron-elektron tidak membentuk pasangan elektron sebelum masing- masing orbital terisi sebuah elektron

Larangan Pauli : Tidak diperbolehkan di dalam atom terdapat elektron yang mempunyai keempat bilangan kuantum yang sama

Diagram di bawah ini adalah cara untuk mempermudah menentukan  tingkat energi orbital dari yang terendah ke yang lebih tinggi yaitu :


               
                




BAB 3
SISTEM PERIODIK UNSUR

Golongan Utama (Golongan A)
     

Golongan Transisi (Golongan B)

     


SIFAT PERIODIK UNSUR
Sifat unsur yang meliputi :
 Jari-jari atom
 Jari-jari kation
 Kebasaan
 Kelogaman
 Keelektropositifan
 Kereaktifan positif
Mempunyai kecenderungan seperti yang digambarkan di bawah ini :

    

Sedangkan sifat unsur yang meliputi :
 Potensial ionisasi ( energi ionisasi )
 Afinitas elektron
 Keasaman
 Kenon-logaman
 Keelektronegatifan ( maksimal di golongan VIIA )
 Kereaktifan negatif
        ►  Keasaman oksi

Mempunyai kecenderungan seperti yang digambarkan di bawah ini :

     


BAB 4
IKATAN dan SENYAWA KIMIA

1.  IKATAN ION ( IKATAN ELEKTROVALEN / HETEROPOLAR )
 Ikatan  atom  unsur  logam  (atom  elektropositif)   dengan  atom  unsur  non  logam  (atom elektronegatif).
 Unsur logam melepas elektron dan memberikan elektronnya pada unsur non logam.

2.  IKATAN KOVALEN ( HOMOPOLAR )
 Ikatan atom unsur non logam dengan atom unsur non logam.
 Pemakaian bersama elektron dari kedua unsur tersebut.

3.  IKATAN KOVALEN KOORDINATIF(DATIV)
 Ikatan atom unsur non logam dengan atom unsur non logam.
 Pemakaian bersama elektron dari salah satu unsur.

4.  IKATAN VAN DER WAALS

a.  Gaya dispersi (gaya London)
 Terjadi gaya tarik menarik antara molekul-molekul non polar yg terkena aliran elektron (dipol sesaat) dengan molekul non polar   disebelahnya yang terpengaruh (dipol terimbas) yang berdekatan.
 Gaya tarik antar molekulnya relatif lemah.

b.  Gaya Tarik dipol
 Gaya tarik antara molekul-molekul kutub positif dengan kutub negatif.
 Gaya tarik antar molekulnya lebih kuat dari gaya tarik antara molekul dipol sesaat - dipol terimbas.

5.  IKATAN HIDROGEN
 Terjadi antara atom H dari suatu molekul dengan atom F atau atom O atau atom N pada molekul lain.
 Ada perbedaan suhu tinggi dan sangat polar di antara molekul-molekulnya.

6.  IKATAN LOGAM
 Ikatan ion logam dengan ion logam dengan bantuan kumpulan elektron sebagai pengikat atom-atom positif logam.
 Ikatannya membentuk kristal logam.

BENTUK GEOMETRI MOLEKUL

Jumlah
pasangan elektron atom pusat
Pasangan
elektron terikat
Pasangan
elektron bebas

Bentuk molekul

Contoh
4
4
0
Tetrahedron
CH4
4
3
1
Segitiga piramid
NH3
4
2
2
Planar V
H2O
5
5
0
Segitiga bipiramid
PCl5
5
4
1
Bidang empat
SF4
5
3
2
Planar T
IF3
5
2
3
Linear
XeF2
6
6
0
Oktahedron
SF6
6
5
1
Segiempat piramid
IF5
6
4
2
Segiempat planar
XeF4

 

Berbagai kemungkinan bentuk molekul :

HIBRIDISASI
Proses pembentukan orbital karena adanya gabungan (peleburan) dua atau lebih orbital atom dalam suatu satuan atom.

Berbagai kemungkinan hibridisasi dan bentuk geometri orbital  hibridanya sebagai berikut :
Orbital hibrida

Jumlah ikatan

Bentuk geometrik
sp
2
Linear
sp2
3
Segitiga datar samasisi
sp3
4
Tetrahedron
sp2d
4
Persegi datar
sp3d
5
Segitiga Bipiramidal
sp3d2
6
Oktahedron


Sifat
Senyawa Ion
Senyawa Kovalen
Titik didih & titik leleh
Relatif tinggi
Relatif rendah
Volatilitas
Tidak menguap
Mudah menguap
Kelarutan dalam air
Umumnya larut
Tidak larut
Kelarutan dalam senyawa organik
Tidak larut
Larut
Daya hantar listrik (padat)
Tidak menghantar
menghantar
Daya hantar listrik (lelehan)
menghantar
menghantar
Daya hantar listrik (larutan)
menghantar
sebagian menghantar

 
SIFAT SENYAWA ION dan SENYAWA KOVALEN