Contoh Ikatan Kovalen Polar dan Non Polar, Proses Pembentukan, Pengertian, Soal, Kunci Jawaban, Kepolaran Senyawa, Unsur Kimia



Contoh Ikatan Kovalen Polar dan Non Polar, Proses Pembentukan, Pengertian, Soal, Kunci Jawaban, Kepolaran Senyawa, Unsur Kimia - Pernahkah Anda melihat air dengan minyak tidak bercampur satu sama lain? Air dan minyak merupakan suatu senyawa kovalen yang memiliki kepolaran berbeda. Bagaimana suatu ikatan kovalen suatu senyawa dapat mempengaruhi kepolaran? Lakukanlah kegiatan berikut untuk menyelidiki kepolaran suatu senyawa. (Baca juga : Contoh Ikatan Kovalen)

Percobaan Kimia Sederhana :
Kepolaran Senyawa Kovalen
Tujuan :
Menyelidiki kepolaran suatu senyawa yang memiliki ikatan kovalen
Alat dan Bahan :
  1. Tabung reaksi sebanyak 3 buah, diberi nomor (1), (2), dan (3)
  2. Garam dapur (NaCl)
  3. Air
  4. Minyak tanah
  5. Tetraklorometana (CCl4)
Langkah Kerja :
  1. Isilah tabung reaksi (1) dengan air, kemudian tambahkan padatan garam dapur, kocok, kemudian amati yang terjadi.
  2. Isilah tabung reaksi (2) dengan minyak tanah, kemudian tambahkan padatan garam dapur, kocok, kemudian amati yang terjadi.
  3. Isilah tabung reaksi (3) dengan 5 mL air dan 5 mL CCl4, kemudian goyangkan tabung reaksi dan amati.
Jawablah pertanyaan berikut untuk menarik kesimpulan.
  1. Apakah yang terjadi ketika NaCl dimasukkan ke dalam air? Larutkah NaCl dalam air?
  2. Ketika NaCl dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang mengandung minyak tanah, apa yang terjadi? Larutkah NaCl dalam minyak tanah?
  3. Apakah yang terjadi ketika air dan CCl4 dicampurkan?
Kerjakanlah secara berkelompok dan diskusikanlah hasil yang diperoleh.
Catatan Kimia :

Sifat yang membedakan senyawa kovalen nonpolar dengan kovalen polar adalah keelektronegatifan. Semakin besar keelektronegatifan pada ikatan kovalen maka semakin besar kepolarannya.

Apa yang Anda peroleh dari kegiatan di atas? Untuk memahaminya, pelajarilah penjelasan berikut.
Senyawa kovalen dalam bentuk cair banyak digunakan sebagai pelarut dalam kehidupan sehari-hari. Pelarut yang digunakan biasanya adalah air atau pelarut organik. Pelarut organik ini kebanyakan merupakan suatu senyawa kovalen yang mudah menguap dan nonpolar.
Kepolaran suatu senyawa dapat ditentukan dari perbedaan keelektronegatifan atom-atom yang membentuk suatu senyawa kovalen.
1. Senyawa Kovalen Nonpolar
Jika dua atom nonlogam sejenis (diatomik) membentuk suatu senyawa kovalen, misalkan H2, N2, Br2, dan I2 maka ikatan kovalen yang terbentuk memiliki keelektronegatifan yang sama atau tidak memiliki perbedaan keelektronegatifan. Ikatan kovalen tersebut dinamakan ikatan kovalen non polar. atau,

Ikatan kovalen nonpolar adalah ikatan kovalen yang Pasangan Elektron Ikatannya (PEI) tertarik sama kuat ke arah atom-atom yang berikatan. Senyawa kovalen nonpolar terbentuk antara atom-atom unsur yang mempunyai beda keelektronegatifan nol atau mempunyai momen dipol = 0 (nol) atau mempunyai bentuk molekul simetri. [1]
Dalam pembentukan molekul I2, kedua elektron dalam ikatan kovalen digunakan secara seimbang oleh kedua inti atom iodin tersebut. Oleh karena itu, tidak akan terbentuk muatan (tidak terjadi pengutuban atau polarisasi muatan).
Ikatan pada senyawa kovalen I2, tidak terjadi pengutuban muatan
Contoh ikatan polar lainnya: [1]

1) H2

H – H

Keelektronegatifan H = 2,1 maka
Beda keelektronegatifan H2 = 0
µ = 0
Bentuk molekul simetri

2) NH4

Keelektronegatifan 2,1; 2,5
Beda keelektronegatifan = 2,5 – 2,1 = 0,4
µ = d x 1 = 0
Bentuk molekul simetri
Ikatan kovalen non polar CH4
2. Senyawa Kovalen Polar
Senyawa kovalen dikatakan polar jika senyawa tersebut memiliki perbedaan keelektronegatifan. Dengan demikian, pada senyawa yang berikatan kovalen terjadi pengutuban muatan. Ikatan kovalen tersebut dinamakan ikatan kovalen polar. atau

Ikatan kovalen polar adalah ikatan kovalen yang Pasangan Elektron Ikatannya (PEI) cenderung tertarik ke salah satu atom yang berikatan. Senyawa kovalen polar biasanya terjadi antara atom-atom unsur yang beda keelektronegatifannya besar, mempunyai bentuk molekul asimetris, mempunyai momen dipol (µ= hasil kali jumlah muatan dengan jaraknya)  0. [1]
Dalam pembentukan molekul HF, kedua elektron dalam ikatan kovalen digunakan tidak seimbang oleh inti atom H dan inti atom F sehingga terjadi pengutuban atau polarisasi muatan.
Ikatan pada senyawa kovalen HF, terjadi pengutuban muatan


Perbedaan keelektronegatifan atom H dan atom F cukup besar yaitu sekitar 1,9. Perhitungannya adalah sebagai berikut :

H – F

Keelektronegatifan 2,1; 4,0
Beda keelektronegatifan = 4,0 – 2,1 = 1,9
µ = d x 1 = 1,91 Debye

Contoh Ikatan Kovalen Polar Lainnya :

1) H2O

Keelektronegatifan 2,1; 3,5
Beda keelektronegatifan = 3,5 – 2,1 = 1,4
µ = d x l = 1,85 Debye

Ikatan kovalen polar H2O
2) NH3

Keelektronegatifan 2,1; 3,0
Beda keelektronegatifan = 3,0 – 2,1 = 0,9
µ = d x l = 1,47 Debye

Ikatan kovalen polar NH3
Senyawa-senyawa lain yang bersifat kovalen polar dan memiliki perbedaan keelektronegatifan dapat Anda lihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Perbedaan Keelektronegatifan Senyawa
Senyawa
Perbedaan Keelektronegatifan
HF
1,9
HCl
0,9
HBr
0,7
HI
0,4
Sumber: General Chemistry , 1990

3. Bentuk Molekul yang Mempengaruhi Kepolaran
Dalam suatu molekul poliatomik seperti CCl4, PCl5, BF3, dan BeCl2 terdapat ikatan kovalen polar (dalam ikatan C–Cl, P–Cl, B–F, dan Be–Cl), tetapi molekul-molekul poliatomik tersebut merupakan suatu senyawa
kovalen nonpolar. Mengapa demikian?
Pada molekul CCl4 terdapat 4 ikatan kovalen polar antara atom pusat C dan 4 atom Cl. Bentuk molekul dari CCl4 adalah simetris (tidak ada pasangan elektron bebas pada struktur molekul Lewisnya) dan tidak terjadi pengutuban atom atau polarisasi muatan karena pasangan elektron dalam ikatan digunakan secara seimbang di antara atom pusat C dan 4 atom Cl sehingga molekul CCl4 bersifat nonpolar.

Pada ikatan kovalen yang terdiri lebih dari dua unsur, kepolaran senyawanya ditentukan oleh hal-hal berikut. [3]

1) Jumlah momen dipol, jika jumlah momen dipol = 0, senyawanya bersifat nonpolar. Jika momen dipol tidak sama dengan 0 maka senyawanya bersifat polar. Besarnya momen dipol suatu senyawa dapat diketahui dengan:

µ = d x l

Di mana:
µ = momen dipol dalam satuan Debye (D)
d = muatan dalam satuan elektrostatis (ses)
l = jarak dalam satuan cm
Momen dipol senyawa polar
Momen dipol senyawa polar,  Âµ  0 [1]
2) Bentuk molekul, jika bentuk molekulnya simetris maka senyawanya bersifat nonpolar, sedangkan jika bentuk molekulnya tidak simetris maka senyawanya bersifat polar.
Momen dipol senyawa non polar
Momen dipol senyawa non polar. Âµ = 0 [1]
Contoh Soal 1 :
Unsur-unsur atom dengan nomor atom sebagai berikut: A = 6, B = 8, C = 11, D = 17, E = 19. Pasangan unsur-unsur di bawah ini yang dapat membentuk ikatan kovalen nonpolar adalah ....
A. A dan C
B. B dan C
C. C dan D
D. A dan D
E. D dan E
Kunci Jawaban :
Ikatan kovalen nonpolar terbentuk pada unsur-unsur bukan logam. Melalui konfigurasi elektron dapat ditentukan jumlah elektron valensi, golongan logam atau nonlogam.
A = 6 (Nomor atom) A: 2 4 (Konfigurasi elektron)
D = 7 (Nomor atom) D: 2 8 7 (Konfigurasi elektron)
unsur yang dapat membentuk ikatan kovalen nonpolar

Jadi, unsur yang dapat membentuk ikatan kovalen nonpolar adalah (D) A dan D.
Anda sekarang sudah mengetahui Ikatan Kovalen Polar dan Ikatan Kovalen Non Polar. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.
Referensi :
Rahayu, I. 2009. Praktis Belajar Kimia, Untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p 210.

Referensi Lainnya :

[1] Harnanto, A. dan Ruminten. 2009. Kimia 1 : untuk SMA/MA Kelas X. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 194.