LARUTAN ELEKTROLIT DAN KONSEP REDOKS
- Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit
- Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik.
- Larutan elektrolit dapat berupa asam, basa maupun garam.
Contoh : HCl, H2SO4, NaOH, NaCl
- Dibedakan menjadi 2 yaitu :
- Larutan elektrolit kuat = ditandai dengan lampu yang menyala terang.
- Larutan elektrolit lemah = ditandai dengan lampu yang menyala redup atau l
larutan amonia, asam cuka).
- Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.
Contoh : larutan gula, larutan urea, larutan alkohol.
- Air sebenarnya tidak dapat menghantarkan arus listrik, tetapi daya hantar larutan
- Teori Ion Svante Arrhenius
“ Larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik karena mengandung ion-ion yang
dapat bergerak bebas ”
dapat bergerak bebas ”
Contoh :
NaCl (aq) Na+(aq) + Cl-(aq)
CH3COOH(aq) CH3COO-(aq) + H+(aq)
- Zat non elektrolit dalam larutan, tidak terurai menjadi ion-ion tetapi tetap berupa
Contoh :
C2H5OH (l) C2H5OH (aq)
CO(NH2)2 (s) CO(NH2)2 (aq)
- Proses terjadinya hantaran listrik
Contoh :
- Hantaran listrik melalui larutan HCl. Dalam larutan, molekul HCl terurai menjadi
HCl (aq) H+(aq) + Cl-(aq)
- Ion-ion H+ akan bergerak menuju Katode (elektrode negatif / kutub negatif),
2H+(aq) + 2e H2(g)
- Ion-ion Cl- bergerak menuju Anode (elektrode positif / kutub positif), melepas
gas klorin.
2Cl-(aq) Cl2(g) + 2e
- Jadi : arus listrik menguraikan HCl menjadi H2 dan Cl2 (disebut reaksi elektrolisis).
2H+(aq) + 2Cl-(aq) H2(g) + Cl2(g)
Permasalahan : (diskusikan dengan kelompok kalian)
- Bagaimana jika seandainya yang dipakai adalah larutan CuCl2?
- Di elektroda mana yang akan terbentuk lapisan tembaga (Cu)?
- Di elektroda mana yang akan terbentuk gas klorin (Cl2)?
- Jelaskan proses terjadinya hantaran listrik! (lengkapi dengan reaksi ionisasinya)
- Elektrolit yang berasal dari Senyawa Ion dan Senyawa Kovalen Polar
- Senyawa Ion
- Dalam bentuk padatan, senyawa ion tidak dapat menghantarkan arus listrik karena
- Dalam bentuk lelehan maupun larutan, ion-ionnya dapat bergerak bebas
- Senyawa Kovalen Polar
- Contoh : asam klorida cair, asam asetat murni dan amonia cair.
- Senyawa-senyawa ini dalam bentuk murninya merupakan penghantar listrik yang
- Jika dilarutkan dalam air (pelarut polar) maka akan dapat menghantarkan arus listrik
Penjelasannya :
- Senyawa-senyawa tersebut memiliki kemampuan melarut dalam air karena disam-
but jika bereaksi dengan air akan membentuk ion-ion.
- HCl(l) + H2O(l) H3O+(aq) + Cl-(aq)
( ion hidronium )
- CH3COOH(l) + H2O(l) H3O+(aq) + CH3COO-(aq)
( ion asetat )
- NH3(l) + H2O(l) NH4+(aq) + OH-(aq)
( ion amonium )
- Oleh karena itu, larutan senyawa kovalen polar merupakan larutan elektrolit.
Keterangan tambahan :
Ion yang terdapat dalam air dapat terbentuk dengan 3 cara :
1). Zat terlarut merupakan senyawa ion, misal : NaCl
Reaksi ionisasinya : lengkapi sendiri
2). Zat terlarut merupakan senyawa kovalen polar, yang larutannya dalam air dapat
terurai menjadi ion-ionnya, misal : H2SO4
terurai menjadi ion-ionnya, misal : H2SO4
Reaksi ionisasinya : lengkapi sendiri
3). Zat terlarut merupakan senyawa kovalen yang dapat bereaksi dengan air, sehingga
membentuk ion, misal : NH3
membentuk ion, misal : NH3
( ion amonium )
- Daya hantar listrik air murni biasa digolongkan sebagai non konduktor. Akan tetapi,
meningkatkan konduktivitas air, sedangkan zat non elektrolit tidak.
- Arus listrik adalah aliran muatan. Arus listrik melalui logam adalah aliran elektron,
- Zat elektrolit dapat berupa senyawa ion atau senyawa kovalen polar yang dapat
- Senyawa ion padat tidak menghantar listrik, tetapi lelehan dan larutannya dapat
- Elektrolit Kuat dan Elektrolit Lemah
- Pada konsentrasi yang sama, elektrolit kuat mempunyai daya hantar lebih baik
banyak yang terion jika dibandingkan dengan molekul zat elektrolit lemah.
- Banyak sedikitnya elektrolit yang mengion dinyatakan dengan derajat ionisasi atau
jumlah zat yang dilarutkan.
Dirumuskan :
; 0 ≤ α ≤ 1
- Zat elektrolit yang mempunyai α besar (mendekati 1) disebut elektrolit kuat sedangkan
Contoh elektrolit kuat = larutan NaCl, larutan H2SO4, larutan HCl, larutan NaOH
Contoh elektrolit lemah = larutan CH3COOH dan larutan NH3.
Reaksi Reduksi - Oksidasi ( Redoks )
- Perkembangan Konsep Redoks
a). Reaksi redoks sebagai reaksi pengikatan dan pelepasan oksigen
1). Oksidasi adalah : reaksi pengikatan oksigen.
Contoh :
- Perkaratan besi (Fe).
4Fe(s) + 3O2(g) 2Fe2O3(s)
- Pembakaran gas metana
CH4(g) + 2O2(g) CO2(g) + 2H2O(g)
- Oksidasi tembaga oleh udara
2Cu(s) + 3O2(g) 2CuO(s)
- Oksidasi glukosa dalam tubuh
C6H12O6(aq) + 6O2(g) 6CO2(g) + 6H2O(l)
- Oksidasi belerang oleh KClO3
3S(s) + 2KClO3(s) 2KCl(s) + 3SO2(g)
- Sumber oksigen pada reaksi oksidasi disebut oksidator. Dari contoh di atas,
oksidator berupa KClO3
2). Reduksi adalah : reaksi pelepasan atau pengurangan oksigen.
Contoh :
- Reduksi bijih besi dengan CO
Fe2O3(s) + 3CO(g) 2Fe(s) + 3CO2(g)
- Reduksi CuO oleh H2
CuO(s) + H2(g) Cu(s) + H2O(g)
- Reduksi gas NO2 oleh logam Na
2NO2(g) + Na(s) N2(g) + Na2O(s)
- Zat yang menarik oksigen pada reaksi reduksi disebut reduktor. Dari contoh di atas,
- Permasalahan : Reaksi apakah yang terjadi pada reduktor?
b). Reaksi redoks sebagai reaksi pelepasan dan pengikatan / penerimaan elektron
1). Oksidasi adalah : reaksi pelepasan elektron.
- Zat yang melepas elektron disebut reduktor (mengalami oksidasi).
- Pelepasan dan penangkapan elektron terjadi secara simultan artinya jika ada suatu
berarti : bahwa setiap oksidasi disertai reduksi.
- Reaksi yang melibatkan oksidasi reduksi, disebut reaksi redoks, sedangkan
Contoh : (setengah reaksi oksidasi)
K K+ + e
Mg Mg2+ + 2e
2). Reduksi adalah : reaksi pengikatan atau penerimaan elektron.
- Zat yang mengikat/menerima elektron disebut oksidator (mengalami reduksi).
Contoh : (setengah reaksi reduksi)
Cl2 + 2e 2Cl-
O2 + 4e 2O2-
Contoh : reaksi redoks (gabungan oksidasi dan reduksi)
Oksidasi : Ca Ca2+ + 2e
Reduksi : S + 2e S2- +
Redoks : Ca + S Ca2+ + S2-
Keterangan :
Contoh lain :
- Tentukan mana yang reduktor dan oksidator!
- Tentukan mana yang hasil oksidasi dan hasil reduksi!
c). Reaksi redoks sebagai reaksi peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi
1). Oksidasi adalah : reaksi dengan peningkatan bilangan oksidasi (b.o).
Zat yang mengalami kenaikan bilangan oksidasi disebut reduktor.
Contoh :
2). Reduksi adalah : reaksi dengan penurunan bilangan oksidasi (b.o).
Zat yang mengalami penurunan bilangan oksidasi disebut oksidator.
Contoh :
Konsep Bilangan Oksidasi
- Bilangan oksidasi suatu unsur dalam suatu senyawa adalah muatan yang diemban oleh
- atom unsur itu jika semua elektron ikatan didistribusikan kepada unsur yang lebih elektronegatif.
Contoh :
Pada NaCl : atom Na melepaskan 1 elektron kepada atom Cl, sehingga b.o Na = +1
dan Cl = -1.
dan Cl = -1.
Pada H2O :
Karena atom O lebih elektronegatif daripada atom H maka elektron ikatan didistribusikan
kepada atom O.
kepada atom O.
Jadi b.o O = -2 sedangkan H masing-masing = +1.
- Aturan Menentukan Bilangan Oksidasi
1). Semua unsur bebas mempunyai bilangan oksidasi = 0 (nol).
Contoh : bilangan oksidasi H, N dan Fe dalam H2, N2 dan Fe = 0.
2). Fluorin, unsur yang paling elektronegatif dan membutuhkan tambahan 1 elektron,
mempunyai bilangan oksidasi -1 pada semua senyawanya.
mempunyai bilangan oksidasi -1 pada semua senyawanya.
3). Bilangan oksidasi unsur logam selalu bertanda positif (+).
Contoh :
Unsur golongan IA, IIA dan IIIA dalam senyawanya memiliki bilangan oksidasi
berturut-turut +1, +2 dan +3.
berturut-turut +1, +2 dan +3.
4). Bilangan oksidasi suatu unsur dalam suatu ion tunggal = muatannya.
Contoh : bilangan oksidasi Fe dalam ion Fe3+ = +3
Perhatian :
Muatan ion ditulis sebagai B+ atau B-, sedangkan bilangan oksidasi ditulis sebaga
i +B atau –B.
i +B atau –B.
5). Bilangan oksidasi H umumnya = +1, kecuali dalam senyawanya dengan logam
(hidrida) maka bilangan oksidasi H = -1.
(hidrida) maka bilangan oksidasi H = -1.
Contoh :
Bilangan oksidasi H dalam HCl, H2O, NH3 = +1
Bilangan oksidasi H dalam NaH, BaH2 = -1
6). Bilangan oksidasi O umumnya = -2.
Contoh :
Bilangan oksidasi O dalam senyawa H2O, MgO, BaO = -2.
Perkecualian :
a). Dalam F2O, bilangan oksidasi O = +2
b). Dalam peroksida, misalnya H2O2, Na2O2 dan BaO2, biloks O = -1.
c). Dalam superoksida, misalnya KO2 dan NaO2, biloks O = -
7). Jumlah biloks unsur-unsur dalam suatu senyawa netral = 0.
8). Jumlah biloks unsur-unsur dalam suatu ion poliatom = muatannya.
Contoh : dalam ion= (2 x b.o S) + (3 x b.o O) = -2
Penggolongan Reaksi Berdasarkan Perubahan Bilangan Oksidasi
- Reaksi Bukan Redoks
Pada reaksi ini, b.o setiap unsur dalam reaksi tidak berubah (tetap).
Contoh :
- Reaksi Redoks
Pada reaksi ini, terjadi peningkatan dan penurunan b.o pada unsur yang terlibat reaksi.
Contoh :
Keterangan :
Oksidator = H2SO4
Reduktor = Fe
Hasil reduksi = H2
Hasil oksidasi = FeSO4
- Reaksi Otoredoks ( Reaksi Disproporsionasi )
Pada reaksi ini, yang bertindak sebagai oksidator maupun reduktor’nya merupakan
zat yang sama.
zat yang sama.
Contoh :
Keterangan :
Oksidator = I2
Reduktor = I2
Hasil reduksi = NaI
Hasil oksidasi = NaIO3
- Reaksi Konproporsionasi
Pada reaksi ini, yang bertindak sebagai hasil oksidasi maupun hasil reduksi’nya merupakan
zat yang sama.
zat yang sama.
- Tata Nama IUPAC ( Penamaan Senyawa Kimia Berdasarkan Biloks’nya )
Yaitu : dengan cara menuliskan biloks’nya dalam tanda kurung dengan menggunakan
angka Romawi.
angka Romawi.
Post a Comment