TES URAIAN DAN
ANALISIS TES URAIAN
A. Pengertian Tes Uraian
Tes Uraian adalah tes (seperangkat soal) yang berupa tugas,
pertanyaan yang menuntut peserta didik untuk mengorganisasikan dan
menyatakan jawabannya menurut kata-kata (kalimat) sendiri.
Jawaban tersebut dapat berbentuk mengingat kembali,menyusun,
mengorganisasikan atau memadukan pengetahuan yang telah dipelajarinya
dalam rangkaian kalimat atau kata-kata yang tersusun secara baik
Tes uraian sering juga dikatakan tes essay
Tes Uraian lebih tepat digunakan untuk mengukur prestasi yang lebih kompleks,
B. JENIS-JENIS/BENTUK
TES URAIAN
• Tes Uraian Objektif
• Tes Uraian Non Objektif
1. TES URAIAN OBJEKTIF
Tes Uraian Objektif adalah bentuk tes uraian yang butir soalnya
memiliki sehimpunan jawaban dengan rumusan yang relatif lebih pasti,
sehingga dapat dilakukan pensekoran secara objektif (walaupun pemeriksa
berbeda namun dapat menghasilkan skor yang relatif sama).
Artinya model tes ini memiliki kunci jawaban yang pasti, sehingga
jawaban benar bisa diberi skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0
Anthony J.Nitko (1996) mengatakan tes uraian objektif
dipergunakan untuk mengevaluasi hasil belajar kompleks yang berupa
kemampuan-kemampuan:
n Menjelaskan hubungan sebab akibat
n melukiskan pengaplikasian prinsip-prinsip
n mengajukan argumentasi-argumentasi yang relevan
n merumuskan hipotesis-hipotesis dengan tepat
n merumuskan asumsi-asumsi yang tepat
► Melukiskan keterbatasan keterbatasan data
► merumuskan kesimpulan-kesimpulan secara tepat
► menjelaskan metoda dan prosedur
► dan hal-hal sejenis yang menuntut untuk kemampuan siswa untuk melengkapi jawabannya
2. Tes Uraian Non-Objektif
Tes Uraian Non-Objektif adalah bentuk tes uraian yang butir soalnya
memiliki sehimpunan jawaban dengan rumusan jawaban yang bebas, menuntut
siswa untuk mengingat dan mengorganisasikan gagasan-gagasan (menguraikan
dan memadukan gagasan -gagasan)pribadi atau hal-hal yang telah
dipelajarinya dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan
tersebut dalam bentuk uraian tertulis sehingga dalam pensekorannya
mengandung unsur subjektif(sukar dilakukan secara objektif).
C. MERENCANAKAN TES URAIAN
n Merumuskan tujuan tes,untuk apa tes itu dilakukan.
n Mengkaji /menganalisis Silabus, KD,Indikator, Materi Pokok dan uraian materi, buku sumber, rencana pembelajaran
n Membuat kisi-kisi
n Penulisan soal disertai pembuatan kunci jawaban dan pedoman pensekoran
n Penelaahan kembali rumusan soal (oleh sendiri atau orang lain)
D. PEMBUATAN KISI-KISI
n Mewakili isi kurikulum yang akan di ujikan
n Komponen-komponennya rinci, jelas dan mudah dipahami
n Soal-soal yang direncanakan dimungkinkan dapat dibuat sesuai dengan indikator yang direncanakan dalam kisi-kisi itu.
Bentuk Kisi-kisi
E. Penulisan dan Kaidah
penulisan soal Bentuk Uraian:
n Soal harus sesuai dengan indikator pada kisi-kisi
n Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan (ruang lingkup) harus jelas.
n Isi materi sesuai dengan tujuan pengukuran
n Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang , jenis sekolah dan tingkat kelas.
Konstruksi
► Rumusan kalimat soal atau pertanyaan harus menggunakan kata tanya
atau perintah yang menuntut jawaban terurai; seperti: mengapa, uraikan,
jelaskan, hubungkan. Tafsirkan, buktikan, hitunglah, dsb. Jangan
menggunakan kata tanya yang tidak menuntut jawaban uraian , misalnya :
siapa, dimana, kapan
► Buat petunjuk yang jelas tentang cara mengerjkan soal.
n Buat pedoman penskoran segera setelah soal selesai ditulis dengan
cara menguraikan komponen yang akan dinilai atau kreteria penskorannya,
besarnya skor bagi setiap komponen, serta rentang skor yang dapat
diperoleh untuk soal yang bersangkutan.
n Hal-hal yang menyertai soal (grafik,tabel, gambar, peta, atau
yang sejenisnya) harus jelas dan terbaca, sehingga tidak menimbulkan
penafsiran yang berbeda.
Bahasa
n Rumusan kalimat soal harus komunikatif
n Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
n Rumusan soal tidak menggunakan kat/kalimat yang menimbulkan penafsiran yang berbeda ( salah pengertian)
n Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat, jika peserta berasal dari berbagai daerah.
F. Memeriksa atau Memberi Skor Tes Uraian
Untuk meningkatkan objektivitas hasil pemeriksaan jawaban ada beberapa strategi/saran sebagai berikut:
1. Siapkan garis-garis besar jawaban yang
dikehendaki sebelum pengoreksian dilakukan
2. Sembunyikan identitas siswa, ganti dengan kode
3. Tetapkan hal-hal yang akan mengganggu
objektivitas pemberian skor. Misalnya: apakah
bentuk huruf/tulisan, bentuk kertas, ejaan,struktur
kalimat, kerapian, dll. Akan diperhitungkan atau
diabaikan.
4. Tetapkan/ gunakan metode penskoran tertentu
Ada dua metode penskoran
POINT METHOD: Setiap jawaban dibandingkan
dengan jawaban yang ideal yang telah ditetapkan
dalam kunci jawaban dan skor yang telah
ditetapkan.
RATING METHOD : Setiap jawaban siswa
ditetapkan dalam salah satu kelompok yang sudah
dipilah-pilah berdasarkan mutunya selagi jawaban
tersebut dibaca Kelompok-kelompok tersebut menya
takan mutu dan menentukan skor masing-masing .
5. Skorlah semua jawaban untuk satu soal-satu soal
untuk semua siswa sebelum pindah ke soal lain
(Whole method) bukan(sparated method)
6. Susunlah pedoman penskoran segera setelah soal
selesai dirumuskan.
7. Dalam hal ujian yang menentukan nasib
seseorang(misalnya, SPMB atau UN) lakukan
penskoran oleh lebih dari satu orang.
Pedoman Penyekoran
n Tuliskan semua kata kunci atau kemungkinan jawaban benar secara jelas untuk setiap soal.
n Setiap kata kunci yang benar dijawab diberi skor 1. Dan 0 untuk jawaban lainnya
n Apabila satu pertanyaan memiliki beberapa sub pertanyaan,
rincilah kata kunci dari jawaban soal tersebut menjadi beberapa kata
kunci sub jawaban dan buatkan skornya.
n Jumlah skor dari semua kata kunci yang telah ditetapkan disebut skor maksimum
n Jumlahkan skor dari semua kata kunciyang telah ditetapkan pada soal yang dimaksud
Contoh soal uraian objektif beserta kunci dan penskorannya
Contoh-2
Indikator : Dapat menentukan volum limas yang
panjang rusuk-rusuknya berupa bilangan
bulat yang terdiri satu atau duadigit/angka
Butir soal : Lima T.ABC, alasnya berbentuk empat
persegi panjang dengan AB=8cm,BC=6 cm,
dan panjang rusuk tegaknya = 13 cm.
Gambarlah dan hitunglah isi limas tersebut.
Dalam penskoran soal bentuk uraian non objektif, skor dijabarkan
dalam rentang . Besarnya rentang skor ditetapkan oleh kompleksitas
jawaban.
Mungkin rentang:0 – 4 , 0 – 8 , 0- 10 , dan lain-lain.
Skor minimum harus 0 dan skor maksimum ditentukan oleh penyusun soal.dan keadaan jawaban yang dituntut oleh soal itu
Langkah penskoran
n Tuliskan garis-garis besar jawaban sebagai kriteria jawaban untuk dijadikan pegangan dalam pemberian skor.
n Tetapkan rentang skor untuk setiap keriteria jawaban
n Pemberian skor pada setiap jawaban tergantung pada kualitas jawaban yang diberikan siswa
n Jumlahkan skor-skor yang diperoleh dari setiap kreteria jawaban
sebagai skor siswa. Jumlah skor-skor tertinggi dari setiap
kreteriajawaban disebut skor maksimum dari suatu soal.
n Periksalah satu soal-satu soal untuk semua siswa sebelum pindah
kesoal yang lain, untuk menghindari pemberian skor berbeda terhadap
jawaban yang sama
n Bila tiap butir soal telah selesai diskor, hitunglah jumlah skor
perolehan siswa untuk setiap sola. Kemudian hitung nilai tiap soal
dengan rumus:
Skor perolehan siswa
Nilai Tiap soal = ———————————————x bobot soal
Skor maksimum tiap butir soal
Contoh soal Uraian Non Objektif
Indikator : Dapat menerangkan pengertian
kualitas penduduk secara terperinci.
Butir soal : Jelaskan pendapatmu terhadap
kualitas penduduk Indonesia,uraikan
faktor-faktor yg mempengaruhinya,
dan bagaimana upaya peningkatanya.
Pedoman pensekoran dan kunci jawaban
Analisis kebaikan soal uraian
Ada 2 cara menganalisis butir soal uraian
1. Analisis soal secara teoritik(secara kualitatif
Ø Dilakukan sebelum uji coba
Ø Yang dicermati adalah :
§ Kesesuaian dengan Kompetensi Dasar dan indikator yang diukur.
§ Pemenuhan persyaratan seperti : ranah materi, konstruksi dan bahasa
2. Analisis secara empirik (secara kuantitatif)
Ø Dilakukan setelah uji coba
Ø Yang dianalisis adalah :
§ Analisis Daya Pembeda(DP) soal, yaitu kemampuan soal untuk
membedakan anatara siswa yang pandai/menguasai materi yang ditanyakan
dengan siswa yang kurang pandai(belum/tidak menguasi materi yang
ditanyakan).
§ Analisis Tingkat kesukaran
Langkah-langkah menguji
Daya Pembeda soal
• Menghitung/ menjumlahkan dan mengurutkan skor toal
siswa dari yang terbesar sampai yang terkecil, sehingga dapat
dikelasifikasikan mejadi kelompok unggul dan kelompok asor, atau
kelompok atas dan kelompok bawah.
• Jika jumlah peserta cukup banyak, masing-masing
kelompok (atas- bawah atau unggul-asor)ditetapkan sebanyak 27 % – 33%
• Hitung skor rata-rata (mean) untuk masing-masing kelompok (rata-rata kelompok atas dan rata-rata kelompok bawah)
• Hitung Daya Pembeda soal dengan rumus
Rata-rata kelompok atas – rata-rata kelompok bawah
Daya Pembeda = —————————————————-
Skor maksimum soal
ANALISIS SOAL URAIAN
Hasil perhitungan tersebut dibandingkan
dengan keriteria berikut
DP ≤ 0,19 ► jelek, dibuang
0,19 < DP ≤ 0,29 ► Cukup, perlu
perbaikan
0,29 < DP ≤ 0,39 ► Baik
DP > 0,39 ► Sangat baik
Langkah-langkah dalam menghitung Tingkat Kesukaran
• Menghitung rata-rata skor (mean)untuk suatu butir soalyang dapat dihitung dengan rumus:
Jumlah skor-skor peserta tes pada suatu soal
Rata-rata = ————————————————-
Jumlah peserta tes
2) Menghitung Tingkat Kesukaran dengan rumus :
Rata-rata
Tingkat Kesukaran = —————————-
Skor maksimum suatu soal
3) Kriteria penafsiran :
0,00 – 0,30 Sukar
0,31 – 0,70 Sedang
0,71 – 1,00 Mudah
Contoh:Hasil ulangan 4 orang siswa dengan jumlah soal 3
DARI tabel di atas dapat dihitung :
(8+9)/2 – (8+7)/2
Ø DP soal 1 = ———————– = 0,3
10
(7+6)/2 – (5+2)/2
Ø DP soal 2 = ———————– = 0,38
8
(8+9)/2 – (8+7)/2
Ø DP soal 3 = ————————= 0,08
12
6
Tingkat kesukaran soal 1 = ——— = 0,60 => sedang
10
5
Tingkat kesukaran soal 2 = ——— = 0,63 => sedang
8
8
Tingkat kesukaran soal 3 = ——— = 0,66 => sedang
12
Post a Comment